Film yang mengisahkan kehidupan sebenarnya dari seorang Christopher
Gardner, seorang tuna wisma dan single parents yang berjuang dalam hidup
bersama anaknya hingga berhasil menjadi jutawan dan CEO sebuah
perusahaan stockbroker ternama di Amerika yaitu Christopher Gardner
International Holdings dengan kantor yang kini tersebar di New York,
Chicago, and San Francisco. Dari seorang yang miskin hingga menjadi
jutawan, pastilah sebuah kisah yang sudah pasti akan mengundang rasa
kagum dan menarik untuk kita ketahui. Sebuah moment yang yang mampu
menyentuh emosional terdalam dan bersatu dalam sebuah konteks kehidupan
spritual akan sebuah arti kehidupan itu sendiri.
Terdapat sebuah pesan yang berusaha disampaikan
oleh Chris Gardner dalam film ini. Dimana dalam suatu kesempatan di film
tersebut, Chistoper’s Son yang diperankan oleh anak Will Smith sendiri
menceritakan sebuah kisah lucu :
“There was a man who was drowning, and a boat came, and the man
on the boat said “Do you need help?” and the man said “God will save
me”. Then another boat came and he tried to help him, but he said “God
will save me”, then he drowned and went to Heaven. Then the man told
God, “God, why didn’t you save me?” and God said “I sent you two boats,
you dummy!”
Intinya adalah Tuhan biasanya mendatangkan bantuan lewat cara-cara
yang terkadang kita sendiri tidak mengetahui bahwa itu adalah bantuan.
Karena bentuknya yang tidak berupa mukzizat secara langsung dan kasat
mata. Tapi hanya bisa kita pahami pada saat kita memandang kebelakang
hidup kita suatu saat. Sama halnya dengan Check point yang bekas atasan
saya katakan. Perlu suatu kesadaran diri dan kejelian dalam melihatnya.
Turning point dalam hidup seseorang seringkali terjadi di waktu dan
tempat yang kita tak pernah bayangkan. Ada saatnya kita memasuki turning
point yang membawa kehidupan kita kebawah. Sama halnya yang diawali
oleh Gardner. Turning point ke bawah ini berawal saat dia memutuskan
untuk menjadi seorang salesman Bone Density scanner dan menginvestasikan
tabungan keluarganya untuk membeli beberapa alat ini sebagai stock
untuk dijual kembali secara exclusive ke medical centre di San
Fransisco. Namun ditengah terpuruknya kondisi ekonomi Amerika saat itu,
membuat Gardner kesulitan untuk menjual barang tersebut sebagai
kompensasi untuk menutup biaya hidup mereka. Tekanan hidup dirasa
semakin berat oleh keluarga Gardner, karena langkah Gardner tersebut
ternyata membuat kondisi keuangan keluarga menjadi tidak stabil dan
sulit. Istrinya pun mengalami kelelahan baik lahir maupun bathin karena
harus bekerja double shift untuk menutupi kebutuhan rumah tangga,
sehingga bayangan akan masa depan yang diharapkan diawal pernikahan
seakan menjadi jauh dari jangkauan. Rasa putus asa dan lelah jiwa
membuat dirinya cepat meledak-ledak dan skeptis terhadap kemampuan
suaminya.
Sedangkan Christopher Gradner, yang lahir pada 9 february di Milwauke
tanpa pernah melihat siapa ayahnya terlahir untuk memiliki mimpi
sendiri yang dia rasakan lebih penting bagi dirinya daripada hanya
menjual scanner. Kehidupan keras yang dia rasakan bersama ibunya telah
menempa dirinya hingga memiliki suatu “spiritual genetic” tersendiri dan
mengajarkan dia suatu pelajaran berharga dalam hidup, yang tetap dia
pegang hingga kini. Dia ingin menjadi seorang ayah yang dia tidak pernah
miliki. Dan hal tersebut dia dedikasikan ke anaknya melaui kesabaran
yang tiada batas serta kesatuan emosi dengan anaknya. Dan saat istrinya
memutuskan untuk meninggalkan dia karena tidak tahan lagi akan tekanan
hidup yang dimiliki, semuanya mulai berubah. Chris harus rela kehilangan
mobil dan apartmentnya. Namun dia tetap bersikukuh untuk tetap dapat
bersama anaknya, karena dia telah membuat keputusan dimasa kecilnya,
saat dia memiliki anak nanti, dia tidak ingin anaknya tidak tahu siapa
bapaknya seperti dirinya. Walaupun akhirinya, istrinya tetap
meninggalkan mereka.
Saat
melihat hal tersebut, hati saya seakan ikut teriris dan sedikit
mengeluarkan air mata. Terlebih saat adegan dimana Chris dan anaknya
harus hidup homeless dan terpaksa tidur di kamar mandi umum.
Dengan air mata berlinang sambil menatap anaknya, satu tangan diberikan
sebagai bantal untuk anaknya agar dapat tetap tidur nyenyak dan satu
tangan lagi dikerahkan untuk menahan pintu yang tengah ingin dibuka
oleh seseorang dari luar. Dia berusaha menghindari pemeriksaan petugas
yang sedang memeriksa setiap malam. Wajah anaknya sudah kelelahan dan
bila diusir dia tidak tahu harus tidur dimana.
Sebagai instantnya, turning point kedua dalam hidup Gardner dan
pekerjaannya terjadi diparkiran sebuah gedung. Pada saat dia memandang
ke arah salah satu gedung yang berdiri megah di San Fransisko, dia
melihat begitu banyak muka-muka bahagia yang keluar dari gedung
tersebut. Sebuah ekspresi yang rasanya menjadi sesuatu yang mewah bagi
dirinya disaat itu. Dan tiba-tiba dia melihat seseorang tengah keluar
dari sebuah Mobil Ferrari yang diparkir tepat disebelahnya. Decak kagum
Gardner bukanlah pada mobil tersebut, namun bagaimana orang itu
mendapatkannya. Dia bertanya “Wow, I gotta ask you two questions. What do you do? And how do you do that? Sebuah moment yang hingga akhirnya menjadikan pria ini seorang stockbroker dengan penghasilan USD 80.000 per bulan.
The Pursuit of happiness adalah salah satu film yang layak anda
tonton. Banyak pelajaran hidup yang dapat diambil didalamnya.
Menceritakan bagaimana sebuah kerja keras dan devotion seorang
ayah terhadap anaknya membawa kebahagiaan pada akhirnya. Kita tidak tahu
betapa mewahnya sebuah pertolongan bila kita tidak pernah kesulitan.
Dan betapa indahnya kebahagiaan, bila tidak pernah merasakan
penderitaan. Salah satu pelajaran hidup yang priceless.
Mungkin yang perlu kita pertanyakan dari kisah tersebut adalah
bagaimana kita mengartikan sebuah kebahagiaan. Bukan hasil
pencapaiannya, namun prosesnya. Karena Seorang milyuner seperti Gardner
sekalipun pernah membuat keluarganya kelaparan. Pernah mengalami derita
yang tak terbayangkan. Sangat beda dari film-film yang selalu berisi
anak seorang kaya yang kemudian menjadi lebih kaya lagi kemudian hidup
bahagia. Ini adalah cerita nyata yang juga dialami oleh ratusan juta
orang di muka bumi. Apa yang dapat kita pelajari dari Chris Gardner
dalam meraih kesuksesannya? Mempertahankan keluarganya? Apakah takdir
yang menemukan kita ataukah kerja keras dan kesabaran yang membawa kita
menuju takdir kita? Satu hal mungkin yang harus kita ingat sebagai
pelajaran, kita tidak pernah tahu apa yang orang lain telah lalui ketika
kita membentuk ekspektasi kita.
Ini ada beberapa petikan kata-kata dalam film tersebut, kata-kata ini bisa
kita jadikan renungan dan dorongan buat kita untuk tetap semangat!!
FAVE QUOTES:
Christopher Gardner: [to his son] You got a dream, you gotta protect it.
People can’t do something themselves, they wanna tell you that you can’t do it.
You want something? Go get it. Period.
***
Christopher Gardner: Don’t ever let someone tell you, you can’t do something.
Not even me.
***
Christopher Gardner: [about the spelling mistakes in the graffiti of a
building] It’s not “H-A-P-P-Y-N-E-S-S” Happiness is spelled with an “I” instead
of a “Y”
***
Christopher Gardner: It was right then that I started thinking about Thomas
Jefferson on the Declaration of Independence and the part about our right to
life, liberty, and the pursuit of happiness. And I remember thinking how did he
know to put the pursuit part in there?
That maybe happiness is something that we can only pursue and maybe we can
actually never have it. No matter what. How did he know that?
***
Christopher: Hey dad, you wanna hear something funny? There was a man who was
drowning, and a boat came, and the man on the boat said “Do you need help?” and
the man said “God will save me”. Then another boat came and he tried to help
him, but he said “God will save me”, then he drowned and went to Heaven. Then
the man told God, “God, why didn’t you save me?” and God said “I sent you two
boats, you dummy!”
Sebuah Kisah nyata perjalanan seorang Ayah dan anaknya dalam
menempuh pahit getirnya kehidupan hingga akhirnya hidup berkecukupan
sebagai multimillionaire stockbroker di pasar saham. berkat kesabaran
dan kegigihan hati seseorang Ayah demi kebahagiaan anaknya yang akhirnya
menjadi sumber kekuatan tersendiri diluar batas yang mungkin dapat
dibayangkan.
Trima kasih Ichsan’s
Blog.
Untuk lebih jelasnya silahkan nonton film ini,
The Pursuit Of Happyness (2006) BrRip 400MB
[TITLE]…………………….[ The Pursuit of Happyness
[DIRECTOR]………………….[ Gabriele Muccino
[RELEASE YEAR]………………[ 2006
[FORMAT]:…………………..[ Matroska (MKV)
[AUDIO]:……………………[ HE-ACC 2CH
[GENRE]:……………………[ Biography | Drama
[FILES SIZE]:……………….[ 600MB
[LANGUAGE ]:………………..[ English
[RUNTIME]:………………….[ 01:57:27
[iMDB RATING]:………………[
7.8/10
0 komentar:
Posting Komentar